MAKALAH TENTANG
KATA GANTI BILANGAN, SINGKATAN DAN AKRONIM, PARTIKEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kemampuan berbahasa Indonesia
adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi masyarakat Indonesia, tidak
terkecuali para Mahasiswa. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran di Perguruan
Tinggi Negeri maupun Swasta, bahasa Indonesia merupakan mata kuliah pokok. Mata
kuliah bahasa Indonesia dipelajari oleh Mahasiswa berdasarkan kurikulum yang
berlaku, yang di dalamnya tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu
tujuan pokoknya adalah Mahasiswa mampu dan terampil untuk menyusun karya tulis
maupun makalah pada saat Skripsi, setelah mengalami proses belajar mengajar
dikampus. Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu aspek, tetapi di
dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara.
Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya, keterampilan berbahasa tersebut
saling berkaitan. Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah
satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata,
dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya
berbagai persoalan yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud
adalah kata ganti bilangan, singkatan
dan akronim, partikel.
B. Rumusan
Masalah
Perumusan
masalah pada pembahasan bab ini meliputi :
·
Bagaimana cara memahami kata ganti?
·
Apa yang di maksud dengan singkatan dan akronim?
·
Apa yang di maksud dengan partikel?
C. Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah ini ditujukan untuk :
·
Mampu memahami kata ganti
·
Mampu mengetahui singkatan dan akronim
·
Mampu mengetahui partikel
BAB II
PEMBAHASAN
A. KATA
GANTI
Kata ganti adalah kata yang
berfungsi menggantikan orang, benda, atau sesuatu yang dibendakan.
Kata ganti dibedakan atas:
1. Kata Ganti Orang
a.
Kata ganti orang pertama, terbagi atas:
- Kata ganti orang pertama tunggal
Contoh: aku, saya, daku, ku,-ku
- Kata ganti orang pertama jamak
Contoh: kami, kita
- Kata ganti orang pertama tunggal
Contoh: aku, saya, daku, ku,-ku
- Kata ganti orang pertama jamak
Contoh: kami, kita
b.
Kata ganti orang kedua, terbagi atas:
- Kata ganti orang kedua tunggal
Contoh: kamu, anda, engkau, kau, dikau, -mu
- Kata ganti orang kedua jamak
Contoh: kalian, kamu sekalian
- Kata ganti orang kedua tunggal
Contoh: kamu, anda, engkau, kau, dikau, -mu
- Kata ganti orang kedua jamak
Contoh: kalian, kamu sekalian
c. Kata ganti orang ketiga, terbagi atas:
- Kata ganti orang ketiga tunggal
Contoh: dia, beliau, ia, -nya
- Kata ganti orang ketiga jamak
Contoh: mereka, -nya
- Kata ganti orang ketiga tunggal
Contoh: dia, beliau, ia, -nya
- Kata ganti orang ketiga jamak
Contoh: mereka, -nya
2. Kata Ganti Petunjuk
a. Kata ganti penunjuk umum
Contoh: ini, itu
Contoh: ini, itu
b. Kata ganti penunjuk tempat
Contoh : sini, situ, sana, di sini, ke sana, dari situ, ke sini, dari sana, ke sini,
Contoh : sini, situ, sana, di sini, ke sana, dari situ, ke sini, dari sana, ke sini,
c. Kata ganti penunjuk ihwal
Contoh: begini, begitu
Contoh: begini, begitu
d. Kata ganti penanya
-
Kata ganti penanya benda atau orang
Contoh: apa, siapa, mana, yang mana
Contoh: apa, siapa, mana, yang mana
-
Kata ganti penanya waktu
Contoh: kapan, bilamana, apabila
Contoh: kapan, bilamana, apabila
-
Kata ganti penanya tempat
Contoh: di mana, ke mana, dari mana
Contoh: di mana, ke mana, dari mana
-
Kata ganti penanya keadaan
Contoh: mengapa, bagaimana
Contoh: mengapa, bagaimana
-
Kata ganti penaya jumlah
Contoh: berapa
Contoh: berapa
3. Kata Ganti yang Tidak Menunjuk Pada Orang
Atau Benda Tertentu.
Contoh: sesuatu, seseorang, barang
siapa, siapa, apa, apa-apa, anu, masing-masing, sendiri
- Kata
Ganti Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya benda (orang,
binatang, atau barang) dan konsep. Kata bilangan dapat dikelompokkan menjadi :
- Kata
bilangan takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah.
Kata bilangan takrif terbagi atas:
1. Kata
bilangan utama (kardinal), terbagi atas:
- Kata bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang menyatakan jumlah tertentu dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain.
Contoh:
Satu, dua, tiga, tujuh, sepuluh, lima puluh ribu,tiga miliar
Kata bilangan utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu, harga uang, ukuran, panjang, berat, isi dan sebagainya.
- Kata bilangan pecahan adalah kata bilangan yang terdiri atas pembilang dan penyebut yang dibubuhi partikel per-
Contoh:
2/3 = dua pertiga
- Kata bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang menyatakan jumlah tertentu dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain.
Contoh:
Satu, dua, tiga, tujuh, sepuluh, lima puluh ribu,tiga miliar
Kata bilangan utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu, harga uang, ukuran, panjang, berat, isi dan sebagainya.
- Kata bilangan pecahan adalah kata bilangan yang terdiri atas pembilang dan penyebut yang dibubuhi partikel per-
Contoh:
2/3 = dua pertiga
4/7 = empat pertujuh
½ = satu perdua, separuh, setengah
-
Kata bilangan gugus (sekelompok
bilangan)
Contoh:
Gros = 144 atau 12 lusin
Gros = 144 atau 12 lusin
Lusin = 12
Kodi = 20
Abad = 100 tahun
Windu = 8 tahun
Milenium = 1000 tahun
2. Kata
bilangan tingkat adalah kata bilangan takrif yang melambangkan urutan dalam
jumlah dan berstruktur ke+Num.
Contoh:
Kesatu, kedua, kesepuluh, keseratus
Kesatu, kedua, kesepuluh, keseratus
- Kata
bilangan tak takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah yang tak
tentu.
Contoh:
Suatu, beberapa, tiap-tiap, berbagai, segenap, sekalian, semua, seluruh, sebagian, segala
Suatu, beberapa, tiap-tiap, berbagai, segenap, sekalian, semua, seluruh, sebagian, segala
B. SINGKATAN
DAN AKRONIM
Singkatan dan akronim adalah kependekan dari kata atau
gabungan kata. Perbedaan antara singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan
dilafalkan huruf per huruf, sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata.
1.
Singkatan (dieja menurut huruf pembentuknya - inisialisme;
pada umumnya sudah tidak produktif lagi)
a.
Singkatan ini terdiri atas huruf besar. Huruf besar
yang dijadikan pola singkatan tersebut adalah huruf-huruf awal kata. Pada
singkatan ini tidak diperlukan tanda titik. Contoh: APBN <a-pe-be-en> (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara), BBM <be-be-em> (bahan bakar minyak), SLI <es-el-i> (sambungan langsung
internasional),PT <pe-te>. (Perseroan Terbatas), TVRI <te-ve-er-i> (Televisi Republik
Indonesia), WNA <we-en-a> (Warga Negara Asing).
Produktivitas: sangat produktif
b.
Singkatan pada gelar kesarjanaan dan sapaan. Singkatan
dapat terdiri atas huruf awal kata atau dapat pula berbentuk akronim. Tanda
titik digunakan pada setiap huruf besar hasil singkatan. Contoh: S.H.
<es-ha> (Sarjana Hukum), S.Psi. <es-psi> (Sarjana Psikologi),
M.M.<em-em> (Magister Manajemen), S.Ag. <es-ag> (Sarjana Agama),
K.H. <ka-ha> (Kyai Haji), R.A.<er-a> (Raden Ajeng). Produktivitas: tidak produktif
c.
Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil.
Singkatan tersebut berasal dari huruf awal kata. Dalam pembentukannya harus
digunakan tanda titik di antara huruf-huruf pembentuk singkatan itu. Contoh:
a.n. <a-en> (atas nama), d.a. <de-a> (dengan alamat),
p.p.<pe-pe> (pulang pergi), u.p.<u-pe> (untuk perhatian), a.l.
<a-el> (antara lain), y.l.<ye-el> (yang lalu). Produktivitas: tidak produktif.
d.
Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil, yang
dibentuk dari huruf-huruf awal. Singkatan ini (biasanya) terdiri atas tiga
huruf kecil dan dibubuhi tanda titik pada akhir singkatan. Contoh:
dll.<de-el-el> (dan lain-lain), dsb.<de-es-be> (dan sebagainya), dkk.<de-ka-ka>
(dan kawan-kawan), ybs.<ye-be-es>(yang
bersangkutan), tsb.<te-es-be> (tersebut), yad.<ye-a-de> (yang akan
datang). Produktivitas: tidak
produktif.
e.
Pola singkatan yang berkaitan dengan lambang kimia,
ukuran, timbangan, dan besaran. Tanda titik tidak digunakan pada pola singkatan
ini. Contoh: Rp (rupiah), cm (sentimeter), kg (kilogram), MHz (megahertz), Ca
(kalsium). Produktivitas: tidak
produktif
- Akronim (dieja menurut suku kata)
a.
Akronim yang unsur-unsurnya terdiri atas huruf-huruf
besar. Huruf-huruf besar yang membentuknya terdiri atas huruf-huruf awal kata.
Contoh: ABRI<a-bri>
(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), ASI<a-si>
(Air Susu Ibu), HUT<hut>
(hari ulang tahun), PAM <pam> (perusahaan air minum), SIM <sim> (Surat Izin Mengemudi).
Produktivitas: sangat produktif
b.
Akronim dari nama badan atau nama diri. Singkatan ini
terdiri atas huruf-huruf bagian kata yang membentuk singkatan itu. Singkatan
ini dilafalkan sebagai sebuah kata, sehingga disebut akronim. Huruf awal
akronim ditulis dengan huruf besar. Contoh: Bappenas <ba-pe-nas> (Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional), Depdiknas<dep-dik-nas> (Departemen
Pendidikan Nasional), Bakin,<ba-kin>. (Badan Koordinasi Intelijen
Negara), Kapolri<ka-pol-ri> (Kepala Kepolisian Republik Indonesia), Wagub
<wa-gub> (Wakil Gubernur). Produktivitas: sangat produktif
c.
Akronim pada pola ini adalah akronim yang seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil. Contoh: tilang (bukti
pelanggaran), rudal (peluru
kendali), sosbud (sosial budaya),toserba (toko
serbaada), pemilu (pemilihan
umum). Produktivitas: cukup
produktif
C. PARTIKEL
Partikel bisa disebut juga kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki
arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas
ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan
tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri.
Kata tugas dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
Preposisi atau kata depan adalah kata yang secara sintaksis
terdapat di depan nomina, adjektiva, atau adverbia dan secara semantis menandai berbagai
hubungan makna antara konstituen di depan dan di belakang preposisi tersebut.
Kata-kata
yang digunakan di depan kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan
bagian kalimat lain disebut kata depan. Umpama kata-kata di, dengan dan oleh
pada kalimat berikut:
1.
Kakek tinggal di desa.
2.
Nenek menulis dengan sepidol.
3.
Jembatan ini dibangun oleh pemerintah.
Dilihat dari fungsinya, kata depan menyatakan hal-hal
berikut:
·
Tempat berada, yaitu; di, pada, dalam, atas dan
antara.
·
Arah asal, yaitu; dari.
·
Arah tujuan, yaitu; ke, kepada, akan, dan terhadap.
·
Pelaku, yaitu; oleh.
·
Alat, yaitu; dengan dan berkat.
·
Perbandingan, yaitu; daripada.
·
Hal atau masalah, yaitu; tentang dan mengenai.
·
Akibat, yaitu; hingga dan sampai.
·
Tujuan, yaitu; untuk, buat, guna, dan bagi.
- Konjungsi (kata
sambung); kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat (antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat), misalnyadan, atau, serta
4.
Artikel (kata sandang); kata yang tidak memiliki
arti tapi menjelaskan nomina, misalnya si, sang, kaum
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Kata ganti adalah kata yang berfungsi menggantikan orang, benda,
atau sesuatu yang dibendakan. Seperti : kata ganti orang, kata ganti petunjuk, kata ganti yang tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, dan kata ganti
bilangan.
Adapun Singkatan dan akronim merupakan
kependekan dari kata atau gabungan kata. Perbedaan
antara singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf,
sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata. Dan Yang terakhir yaitu Partikel atau juga kata
tugas merupakan kelas kata yang
hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu
kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau
kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri. Kata tugas
dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
preposisi (kata depan), konjungsi (kata sambung), interjeksi (kata seru),
artikel (kata sandang), dan penegas
DAFTAR
PUSTAKA
Ø http://www.ebahasaindonesia.com/2014/11/kata-ganti-promina-bahasa-indonesia.html [22 September 2016]
Ø https://id.wiktionary.org/wiki/Kategori:Singkatan_dan_akronim_bahasa_Indonesia [22 september 2016]
Ø https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Partikel [23
September 2016]
Ø http://web-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2015/10/perbedaan-makna-leksikal-dan-makna.html
[24 September 2016]
http://www.ebahasaindonesia.com/2014/12/kata-bilangan-numeralia-dalam-bahasa.html
[25 september)
No comments:
Post a Comment