Thursday, 12 January 2017

MAKALAH TENTANG 
KATA GANTI BILANGAN, SINGKATAN DAN AKRONIM, PARTIKEL



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali para Mahasiswa. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, bahasa Indonesia merupakan mata kuliah pokok. Mata kuliah bahasa Indonesia dipelajari oleh Mahasiswa berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang di dalamnya tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan pokoknya adalah Mahasiswa mampu dan terampil untuk menyusun karya tulis maupun makalah pada saat Skripsi, setelah mengalami proses belajar mengajar dikampus. Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara. Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya, keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan. Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah kata ganti bilangan, singkatan dan akronim, partikel.
B.       Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada pembahasan bab ini meliputi :
·         Bagaimana cara memahami kata ganti?
·         Apa yang di maksud dengan singkatan dan akronim?
·         Apa yang di maksud dengan partikel?
C.      Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini ditujukan untuk :
·         Mampu memahami kata ganti
·         Mampu mengetahui singkatan dan akronim
·         Mampu mengetahui partikel

BAB II
PEMBAHASAN
A.  KATA GANTI
Kata ganti adalah kata yang berfungsi menggantikan orang, benda, atau sesuatu yang dibendakan.
Kata ganti dibedakan atas:
1.      Kata Ganti Orang
a.    Kata ganti orang pertama, terbagi atas:
-  Kata ganti orang pertama tunggal
   Contoh: aku, saya, daku, ku,-ku
-  Kata ganti orang pertama jamak
   Contoh: kami, kita
b.    Kata ganti orang kedua, terbagi atas:
- Kata ganti orang kedua tunggal
  Contoh: kamu, anda, engkau, kau, dikau, -mu
- Kata ganti orang kedua jamak
  Contoh: kalian, kamu sekalian
c.    Kata ganti orang ketiga, terbagi atas:
-
Kata ganti orang ketiga tunggal
 
Contoh: dia, beliau, ia, -nya
- Kata ganti orang ketiga jamak
  Contoh: mereka, -nya
2.      Kata Ganti Petunjuk
a.    Kata ganti penunjuk umum
Contoh: ini, itu
b.    Kata ganti penunjuk tempat
Contoh : sini, situ, sana, di sini, ke sana, dari situ, ke sini, dari sana, ke sini,
c.    Kata ganti penunjuk ihwal
Contoh: begini, begitu
d.   Kata ganti penanya
-          Kata ganti penanya benda atau orang
Contoh: apa, siapa, mana, yang mana
-          Kata ganti penanya waktu
Contoh: kapan, bilamana, apabila
-          Kata ganti penanya tempat
Contoh: di mana, ke mana, dari mana
-          Kata ganti penanya keadaan
Contoh: mengapa, bagaimana
-          Kata ganti penaya jumlah
Contoh: berapa
3.      Kata Ganti yang Tidak Menunjuk Pada Orang Atau Benda Tertentu.
Contoh: sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa, apa-apa, anu, masing-masing, sendiri
  1. Kata Ganti Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya benda (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Kata bilangan dapat dikelompokkan menjadi :
  1. Kata bilangan takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. 
    Kata bilangan takrif terbagi atas:
1.      Kata bilangan utama (kardinal), terbagi atas:
Kata bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang menyatakan jumlah tertentu dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain.
Contoh:
Satu, dua, tiga, tujuh, sepuluh, lima puluh ribu,tiga miliar
Kata bilangan utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu, harga uang, ukuran, panjang, berat, isi dan sebagainya.
- Kata bilangan pecahan adalah kata bilangan yang terdiri atas pembilang dan penyebut yang dibubuhi partikel per-
Contoh:
2/3 = dua pertiga
4/7 = empat pertujuh
½ = satu perdua, separuh, setengah
-          Kata bilangan gugus (sekelompok bilangan)
Contoh:
Gros = 144 atau 12 lusin
Lusin = 12
Kodi = 20
Abad = 100 tahun
Windu = 8 tahun
Milenium = 1000 tahun
2.      Kata bilangan tingkat adalah kata bilangan takrif yang melambangkan urutan dalam jumlah dan berstruktur ke+Num.
Contoh:
Kesatu, kedua, kesepuluh, keseratus
  1. Kata bilangan tak takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah yang tak tentu.
Contoh:
Suatu, beberapa, tiap-tiap, berbagai, segenap, sekalian, semua, seluruh, sebagian, segala

B.  SINGKATAN DAN AKRONIM
Singkatan dan akronim adalah kependekan dari kata atau gabungan kata. Perbedaan antara singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata.
1.      Singkatan (dieja menurut huruf pembentuknya - inisialisme; pada umumnya sudah tidak produktif lagi)
a.         Singkatan ini terdiri atas huruf besar. Huruf besar yang dijadikan pola singkatan tersebut adalah huruf-huruf awal kata. Pada singkatan ini tidak diperlukan tanda titik. Contoh: APBN <a-pe-be-en> (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),  BBM <be-be-em> (bahan bakar minyak), SLI <es-el-i> (sambungan langsung internasional),PT <pe-te>. (Perseroan Terbatas), TVRI <te-ve-er-i> (Televisi Republik Indonesia), WNA <we-en-a> (Warga Negara Asing). Produktivitas: sangat produktif
b.         Singkatan pada gelar kesarjanaan dan sapaan. Singkatan dapat terdiri atas huruf awal kata atau dapat pula berbentuk akronim. Tanda titik digunakan pada setiap huruf besar hasil singkatan. Contoh: S.H. <es-ha> (Sarjana Hukum), S.Psi. <es-psi> (Sarjana Psikologi), M.M.<em-em> (Magister Manajemen), S.Ag. <es-ag> (Sarjana Agama), K.H. <ka-ha> (Kyai Haji), R.A.<er-a> (Raden Ajeng). Produktivitas: tidak produktif
c.         Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil. Singkatan tersebut berasal dari huruf awal kata. Dalam pembentukannya harus digunakan tanda titik di antara huruf-huruf pembentuk singkatan itu. Contoh: a.n. <a-en> (atas nama), d.a. <de-a> (dengan alamat), p.p.<pe-pe> (pulang pergi), u.p.<u-pe> (untuk perhatian), a.l. <a-el> (antara lain), y.l.<ye-el> (yang lalu). Produktivitas: tidak produktif.
d.        Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil, yang dibentuk dari huruf-huruf awal. Singkatan ini (biasanya) terdiri atas tiga huruf kecil dan dibubuhi tanda titik pada akhir singkatan. Contoh: dll.<de-el-el> (dan lain-lain), dsb.<de-es-be> (dan sebagainya), dkk.<de-ka-ka> (dan kawan-kawan), ybs.<ye-be-es>(yang bersangkutan), tsb.<te-es-be> (tersebut), yad.<ye-a-de> (yang akan datang). Produktivitas: tidak produktif.
e.         Pola singkatan yang berkaitan dengan lambang kimia, ukuran, timbangan, dan besaran. Tanda titik tidak digunakan pada pola singkatan ini. Contoh: Rp (rupiah), cm (sentimeter), kg (kilogram), MHz (megahertz), Ca (kalsium). Produktivitas: tidak produktif
  1. Akronim (dieja menurut suku kata)
a.         Akronim yang unsur-unsurnya terdiri atas huruf-huruf besar. Huruf-huruf besar yang membentuknya terdiri atas huruf-huruf awal kata. Contoh: ABRI<a-bri> (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), ASI<a-si> (Air Susu Ibu), HUT<hut> (hari ulang tahun), PAM <pam> (perusahaan air minum), SIM <sim> (Surat Izin Mengemudi). Produktivitas: sangat produktif
b.         Akronim dari nama badan atau nama diri. Singkatan ini terdiri atas huruf-huruf bagian kata yang membentuk singkatan itu. Singkatan ini dilafalkan sebagai sebuah kata, sehingga disebut akronim. Huruf awal akronim ditulis dengan huruf besar. Contoh: Bappenas <ba-pe-nas> (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), Depdiknas<dep-dik-nas> (Departemen Pendidikan Nasional), Bakin,<ba-kin>. (Badan Koordinasi Intelijen Negara), Kapolri<ka-pol-ri> (Kepala Kepolisian Republik Indonesia), Wagub <wa-gub> (Wakil Gubernur). Produktivitas: sangat produktif
c.         Akronim pada pola ini adalah akronim yang seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: tilang (bukti pelanggaran), rudal (peluru kendali), sosbud (sosial budaya),toserba (toko serbaada), pemilu (pemilihan umum). Produktivitas: cukup produktif
C.  PARTIKEL
Partikel bisa disebut juga kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri.
Kata tugas dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1.        Preposisi (kata depan); kata yang biasa terdapat di depan nomina, misalnya dari, dengan, di, ke
Preposisi atau kata depan adalah kata yang secara sintaksis terdapat di depan nomina, adjektiva, atau adverbia dan secara semantis menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan dan di belakang preposisi tersebut.
Kata-kata yang digunakan di depan kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain disebut kata depan. Umpama kata-kata di, dengan dan oleh pada kalimat berikut:
1.         Kakek tinggal di desa.
2.         Nenek menulis dengan sepidol.
3.         Jembatan ini dibangun oleh pemerintah.
Dilihat dari fungsinya, kata depan menyatakan hal-hal berikut:
·         Tempat berada, yaitu; di, pada, dalam, atas dan antara.
·         Arah asal, yaitu; dari.
·         Arah tujuan, yaitu; ke, kepada, akan, dan terhadap.
·         Pelaku, yaitu; oleh.
·         Alat, yaitu; dengan dan berkat.
·         Perbandingan, yaitu; daripada.
·         Hal atau masalah, yaitu; tentang dan mengenai.
·         Akibat, yaitu; hingga dan sampai.
·         Tujuan, yaitu; untuk, buat, guna, dan bagi.

  1. Konjungsi (kata sambung); kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat (antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat), misalnyadan, atau, serta
3.      Interjeksi (kata seru); kata yang mengungkapkan seruan perasaan, misalnya ah, aduh
4.      Artikel (kata sandang); kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina, misalnya si, sang, kaum
5.      Penegas yaitu -kah, -lah, -tah, pun









BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Kata ganti adalah kata yang berfungsi menggantikan orang, benda, atau sesuatu yang dibendakan. Seperti : kata ganti orang, kata ganti petunjuk, kata ganti yang tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, dan kata ganti bilangan.
Adapun Singkatan dan akronim merupakan kependekan dari kata atau gabungan kata. Perbedaan antara singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata. Dan Yang terakhir yaitu Partikel atau  juga kata tugas merupakan kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri. Kata tugas dikelompokkan menjadi lima, yaitu: preposisi (kata depan), konjungsi (kata sambung), interjeksi (kata seru), artikel (kata sandang), dan penegas
















DAFTAR PUSTAKA

Ø  http://www.ebahasaindonesia.com/2014/11/kata-ganti-promina-bahasa-indonesia.html  [22 September 2016]
Ø  https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Partikel     [23  September 2016]
Ø  https://id.wikipedia.org/wiki/Konteks [24 September 2016]
http://www.ebahasaindonesia.com/2014/12/kata-bilangan-numeralia-dalam-bahasa.html [25 september)

No comments:

Post a Comment