Thursday, 12 January 2017

MAKALAH LAYANAN PENDIDIKAN
DASAR-DASAR PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
I.        Latar Belakang Masalah
          Menurut UU RI No.20 tahun 2003 bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pasal ini setidaknya memberikan dua jaminan bahwa penyelenggaraan pendidikan harus diadakan dan mutu layanan pendidikan sudah seharusnya terus ditingkatkan guna meraih tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Upaya untuk mewujudkan harapan sebagaimana dalam sasaran strategis diatas tidaklah mudah. Apalagi tantangan yang dihadapi dunia pendidikan indonesia saat ini makin besar. Problem-problem internal dan eksternal dalam lembaga pendidikan Indonesia juga masih lalu lalang. Sehingga dalam lembaga pendidikan Indonesia dibutuhkan sosok menejer pendidikan yang memiliki pemahaman yang bagus dan keahlian memenejer lembaga yang bisa dihandalkan. Oleh karena itu sosok menejer pendidikan baik dia kapasitasnya sebagai kepala madrasah, pengasuh pesantren, rector, dekan, kajur harus memiliki paradigma bahwa mereka adalah khadim al ummat (pelayan umat).
          Berdasar paparan di atas maka penting kiranya bagi aktivis pendidikan umumnya dan khususnya bagi para menejer lembaga pendidikan Indonesia untuk memahami dan mengetahui bagaimana manajemen layanan Pendidikan Indonesia. Karena kesuksesan layanan yang diberikan lembaga pendidikan kepada konsumen akan membuka pintu keberhasilan selebar-lebarnya. Berhasil dari sector internal lembaga dan juga eksternal lembaga (siswa, orang tua, masyarakat, penerima lulusan dan juga Negara). Dan untuk maksud itulah makalah ini di buat.
II.        Rumusan Masalah
Adapun  Perumusan masalah pada pembahasan bab ini meliputi :
1.      Apa pengertian layanan pendidikan di Indonesia?
2.      Apa ruang lingkup layanan pendidikan di Indonesia?
3.      Bagaimana manajemen layanan pendidikan di Indonesia?
4.      Bagaimana kualitas layanan pendidikan di Indonesia?
5.      Apa penyebab rendahnya layanan pendidikan di Indonesia?

III.        Tujuan Masalah
Penulisan makalah ini ditujukan untuk :
1.      Mampu mengetahui pengertian layanan pendidikan di Indonesia
2.      Mampu mengetahui Ruang lingkup layanan pendidikan di Indonesia
3.      Mampu memahami manajemen layanan pendidikan di Indonesia
4.      Mampu memahami kualitas layanan pendidikan di Indonesia
5.      Mampu mengetahui penyebab rendahnya layanan pendidikan di Indonesia




















BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN LAYANAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.
Kata layanan apabila mendapatkan imbuhan pe- menjadi pelayanan dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen atau pelanggan dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh pihak pemberi layanan yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah konsumen atau pelanggan.
Adapun dalil dalam al Qur’an yang berkaitan dengan konsep layanan adalah sebagaimana QS. Al Hasyr (59) : 9

“Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung”
Dari ayat ini nampak adanya usaha untuk menghormati dan melayani orang lain (dalam kontek ini kaum Muhajirin). Kaum Anshor rela dengan apa yang diberikan kepada kaum Muhajirin. Sehingga ayat ini bisa mengilhami bagaimana harusnya konsep layanan dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang lainnya. Keikhlasan pelayan dan kerelaan konsumen terhadap kwalitas layanan yang diberikan.
Dan jika diterapkan dalam dunia layanan pendidikan Indonesia bisa dimaknai dengan usaha melakukan pelayanan pendidikan seoptimal, seefektif dan sebaik mungkin kepada pihak internal dan ekternal lembaga pendidikan Indonesia  untuk menggapai tujuan pendidikan Indonesia dan kemajuan pendidikan Indonesia. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa layanan merupakan unsur penting yang berpengaruh terhadap kwalitas dan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Dengan demikian, hal yang urgent untuk dipahami oleh manejer pendidikan Indonesia adalah bagaimana mengelola layanan terbaik itu di tengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang amat keras.

B.       RUANG LINGKUP LAYANAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Ruang lingkup layanan pendidikan mengiringi hampir diseluruh aktifitas pendidikan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.         Pelayanan Pembelajaran
Dalam kaitannya dengan pembelajaran maka yang harus diperhatikan oleh manajer adalah mengecek pelayanan sarana dan prasarana pembelajaran. Baru kemudian menata unsur internal yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Adapun layanan yang diberikan manajer pendidikan Indonesia kepada guru salah satunya adalah supervise pendidikan. Pelaksanaan supervise ini dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Adapun layanan kepada siswa dalam peningkatan pembelajaran adalah dengan pemberian penghargaan kepada siswa berprestasi, penyertaan siswa dalam berbagai ajang lomba, dan lain-lain.
2.         Pelayanan Keamanan
Pelayanan keamanan kepada kepada peserta didik dan para pegawai yang ada disekolah adalah perlu diberikan oleh sekolah. ini semua agar mereka dapat belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang dan nyaman.
3.         Pelayanan Kesehatan
Salah satu tanggungjawab sekolah selain melaksanakan proses pembelajaran adalah menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan ruhani peserta didik. Untuk itulah program disekolah perlu dikembangkan layanan kesehatan sekolah, missal melalui UKS atau dengan berusaha meningkatkan pelayanan melalui kerjasama dengan unit-unit dinas kesehatan setempat.
4.         Pelayanan Personalia
       Personalia adalah semua anggota yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dalam kontek lembaga pendidikan maka personalia adalah semua pegawai yang bekerja untuk lembaga tersebut. Seorang manajer pendidikan harus memberikan layanan yang tepat untuk bidang personalia ini. Mulai dari menempatkan orang sesuai keahliannya. Memberikan layanan peningkatan mutu personalia baik untuk urusan keprofesionalan kerja maupun peningkatan iman dan takwa. Missal untuk peningkatan keprofesioanalan kerja dengan memberikan traning, seminar, pelatihan dan lain-lain. Sedangkan untuk peningkatan iman dan takwa dapat diupayakan dengan agenda halaqah mingguan, majelis ta’lim, majelis dzikir dan lain-lain.
5.         Pelayanan Bimbingan Konseling
          Bimbingan konseling adalah salah satu layanan yang dibutuhkna oleh siswa, santri, mahasiswa, guru, dan juga dosen. Layanan konseling bisa langsung dengan manajer lembaga atau dengan orang yang ditunjuk oleh manajer. Bentuk layanan yang posistif dari bimbingan konseling adalah selalu siap menerima keluhan, permasalahan, dan dibantu mencari penyelesaiannya. Apabila manajer lembaga menunjuk seseorang untuk menjadi konsultan maka harus jeli dalam memilih orangnya. Missal, lulusan psikologi, bimbingan konseling, wawasan luas, dan lain-lain.
6.         Pelayanan Keuangan                
Keuangan dalam lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Bahkan bisa dikatakan bila tidak ada uang maka tamatlah lembaga itu. Hampir semua kegiatan pendidikan membutuhkan dana. Sehinnga manajer lembaga pendidikan harus mampu mengatur pemasuka dan  pengeluaran sekolah sehingga kwalitas sekolah dengan dana yang diminta dari wali murid seimbang. Layanan keuangan ini juga menyangkut masalah pengelolaan keuangan. Manajer harus transparan terkait pengalokasian dana dan memiliki multichanel dalam mengali dana. Ketersediaan dana ini akan memperlancar distribusi gaji kepada pegawai.
7.         Pelayanan Kesejahteraan
      Kegiatan layanan yang penting untuk diperhatikan oleh menejer lembaga pendidikan Indonesia berikutnya adalah berkaitan dengan kesejahteraan karyawan yaitu kesejahteraan materi dan non materi. Kesejahteraan materi berkaitan dengan honorium. Aktivitas ta’lim (pengajaran) dalam pandangan syariat merupakan manfaat atau jasa yang mubah untuk diambil kompensasi atasnya. Sehingga para guru dan karyawan sekolah berhak atas gaji mereka. Berkaitan dengan gaji ini Nabi Muhammad saw dalam sebuah riwayat bersabda: “ Berikanlah kepada pekerja upahnya sebelum kering keringatnya”

C.      MANAJEMEN LAYANAN PENDIDIKAN INDONESIA
Empat hal menurut penulis yang mengakibatkan Manajemen layanan menjadi suatu kajian yang sangat penting untuk dipahami oleh menajer pendidikan yakni sebagai berikut:
1.    Berlakunya UU No. 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional yang menghendaki sebuah system pendidikan yang mampu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan berlakunya UU tersebut maka akan semakin banyak aktivitas yang harus ditangani oleh lembaga pendidikan, sehingga aparat di lembaga pendidikan dituntut untuk dapat memahami dan mempraktekkan ilmu Manajemen layanan.
2.    Berlakunya UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Adanya program sertifikasi guru untuk mewujudkan guru professional. Hal ini berimbas pada tuntutan keahlian layanan dari  manajer lembaga pendidikan Indonesia untuk mendukung tujuan pemerintah tersebut.
3.    Berlakunya PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengakibatkan interaksi antara lembaga sekolah dan masyarakat menjadi lebih intens. Dan kwalitas pendidikan dituntut untuk yang bermutu. Sehingga hal ini melahirkan kuatnya tuntutan terhadap manajemen pelayanan yg berkualitas.
4.    Globalisasi menyebabkan batas-batas antar Negara menjadi kabur dan kompetisi menjadi sangat ketat. Apalagi dengan adanya sekolah bertaraf internasional. Sehingga hal ini menuntut kemampuan manajemen pelayanan yang sangat tinggi, oleh karena itu setiap lembaga pendidikan harus mampu bersaing.

D.      KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Keberhasilan suatu jasa pelayanan dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada konsumennya, dalam arti perusahaan memberikan layanan yang bermutu kepada para pelanggannya akan sukses dalam mencapai tujuannya. Sekarang ini mutu pelayanan telah menjadi perhatian utama dalam memenangkan persaingan. Mutu pelayanan dapat dijadikan sebagai salah satu strategi lembaga untuk menciptakan kepuasan konsumen. Suatu pendidikan bermutu tergantung pada tujuan dan yang akan dilakukan dalam pendidikan.
Mutu merupakan kekuatan penting yang dapat membuahkan keberhasilan baik di dalam organisasi dan pertumbuhan lembaga, hal ini juga bisa diterapkan di dalam penyelenggaraan pelayanan mutu pendidikan. Selanjutnya jika mutu dikaitkan dalam penyelenggaraan pendidikan maka dapat berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan bahwa penjaminan mutu adalah wajib baik internal maupun eksternal.
Apabila jasa pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan maka mutu pelayanan yang dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan maka mutu pelayanan dipersepsikan sebagai mutu yang ideal. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka mutu pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan/kepentingan pelanggannya secara konsisten. Kajian mengenai karakteristik jasa pada lembaga pendidikan tinggi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:
1.  Perguruan tinggi termasuk ke dalam kelompok jasa murni (pure service), di mana pemberian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata, seperti ruangan kelas, kursi, meja, dan buku-buku;
2.  Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa (mahasiswa), jadi di sini pelanggan yang mendatangi lembaga pendidikan tersebut untuk mendapatkan jasa yang diinginkan (meskipun dalam perkembangannya ada yang menawarkan program jarak, universitas terbuka, dan kuliah jarak jauh);
3. Penerimaan jasa adalah orang, jadi merupakan pemberian jasa yang berbasis orang. Sehingga berdasarkan hubungan dengan pengguna jasa (pelanggan / mahasiswa) adalah high contact system yaitu hubungan pemberi jasa dengan pelanggan tinggi. Pelanggan dan penyedia jasa terus berinteraksi selama proses pemberian jasa berlangsung. Untuk menerima jasa, pelanggan harus menjadi bagian dari sistem jasa tersebut;
4. Hubungan dengan pelanggan adalah berdasarkan member relationship, di mana pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan tersebut, sistem pemberian jasanya secara terus menerus dan teratur sesuai kurikulum yang telah ditetapkan.
Berkaitan dengan pelanggan, menurut Aniek Indrawati dlam jurnalnya bahwa, kepuasan pelanggan adalah perasaan atau sikap pelanggan terhadap produk/pelayanan setelah digunakannya produk atau pelayanan tertentu. Para pelanggan yang merasa puas akan mengulangi pembelian produk atau pemakaian produk dan menyebarkan pesan-pesan positif itu kepada pelanggan yang lain. Sebaliknya pelanggan yang tidak puas, lebih besar kemungkinan untuk beralih ke pelayanan/produk yang lain yang sama. Tidak hanya itu, ketidakpuasan akan dicerminkan dalam kata-kata yang negatif yang akan berdampak jelek pada perusahaan/pendidikan.
Kepuasan pelanggan adalah perasaan atau sikap pelanggan terhadap produk/pelayanan setelah digunakannya produk atau pelayanan tertentu. Para pelanggan yang merasa puas akan mengulangi pembelian produk atau pemakaian produk dan menyebarkan pesan-pesan positif itu kepada pelanggan yang lain. Sebaliknya pelanggan yang tidak puas, lebih besar kemungkinan untuk beralih ke pelayanan/produk yang lain yang sama. Tidak hanya itu, ketidakpuasan akan dicerminkan dalam kata-kata yang negatif yang akan berdampak jelek pada perusahaan.
Karena pendidikan bersifat layanan jasa terdapat beberapa atribut yang harus mendapat perhatian dalam perbaikan kualitas jasa layanan, yaitu :
1.    Ketepatan waktu pelayanan,
2.    Akurasi pelayanan,
3.    Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan,
4.    Tanggung jawab. Berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan dari pelanggan eksternal,
5.    Kelengkapan. Meyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung serta pelayanan komplomenter lainnya,
6.    Kemudahan mendapatkan pelayanan. Seperti banyaknya outlet, petugas yang melayani, serta fasilitas pendukung seperti komputer dan lain-lain,
7.    Variasi model pelayanan. Seperti pola-pola baru serta features dari pelayanan dan lain-lain,
8.    Pelayanan pribadi. Berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan permintaan khusus dan sebagainya,
9.    Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan,
Atribut pendukung layanan 61 lainnya. Seperti lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas, music, AC, dan lain-lain

E.       PENYEBAB RENDAHNYA LAYANAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.

Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
1.      Rendahnya sarana fisik,
2.      Rendahnya kualitas guru,
3.      Rendahnya kesejahteraan guru,
4.      Rendahnya prestasi siswa,
5.      Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
6.      Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
7.      Mahalnya biaya pendidikan.























BAB III
KESIMPULAN
Layanan pendidikan di indonesia merupakan unsur penting yang berpengaruh terhadap kwalitas dan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Dengan demikian, hal yang urgent untuk dipahami oleh manejer pendidikan Indonesia adalah bagaimana mengelola layanan terbaik itu di tengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang amat keras.
Ruang lingkup manajemen layanan meliputi: layanan pembelajaran, layanan bimbingan konseling, layanan personalia, layanan kesejahteraan, layanan administrasi, layanan informasi, layanan keuangan
Manajemen layanan pendidikan disebabkan oleh empat hal yaitu: pertama, berlakunya UU no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kedua, berlakunya UU no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Ketiga, berlakunya PP no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Keempat, arus globalisasi menuntut pada persaingan yang ketat termasuk adanya sekolah bertaraf internasional.
Keberhasilan suatu jasa pelayanan dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada konsumennya, dalam arti perusahaan memberikan layanan yang bermutu kepada para pelanggannya akan sukses dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan/kepentingan pelanggannya secara konsisten.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya






DAFTAR PUSTAKA

Ø  Desy Anwar,(2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya: AMELIA
Ø  Uu Guru dan Dosen, ( 2012 ). Undang-undang tentang Guru dan Dosen. Bandung : Citra Umbara.
Ø  Mushaf Al-Quran dan terjemah
Ø  www.kompiasana.com  [04/10/2016]
Indrawati, Aniek JURNAL EKONOMI BISNIS, TH. 16, NO. 1, MARET 2011  hal.28 http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/4-Aniek-Indrawati.pdf [04/10/2016]

No comments:

Post a Comment