MAKALAH PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA DAN TERBENTUKNYA GALAKSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Di kehidupan sehari-hari kita selalu melihat benda
langit seperti matahari, bulan, bintang, ataupun lainnya yang berhubungan
langsung dengan apa yang ada di alam semesta ini. Satelit adalah salah satu
benda langit, begitu pun dengan planet-planet Di langit yang begitu luas
ini terdapat begitu banyak benda-benda yang begitu indah mengisi langit alam
semesta ini.
Di Sekolah Dasar kita sudah pernah belajar mengenai
benda-benda langit, termasuk benda-benda langit : Galaksi dan Tata Surya. Di
Sekolah Menengah Pertama pun kita pernah mempelajarinya, bahkan samai pada
jenjang Sekolah Menengah Atas kita masih mempelajarinya.
Didalam mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar kembali kita
akan membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan Alam Semesta ini. Dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang pembentukan alam semesta dan
terbentuknya galaksi
. Alam semesta menurut orang Babylonia (kurang lebih
sekitar tahun 700-600 SM). Sedangkan Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat
oleh gaya gravitasi yang
terdiri atas bintang (dengan segala bentuk
manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang,
dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Untuk lebih jelas hal tersebut
akan penulis paparkan dalam halaman pembahasan.
B. Rumusan
Masalah
Perumusan
masalah pada pembahasan bab ini meliputi :
- Apakah yang dimaksud
dengan Alam semesta dan Galaksi?
- Bagaimana teori-teori pendukung terbentuknya Alam semesta dan Galaksi?
C. Tujuan
Penulisan
Setelah
mempelajari materi yang ada dalam makalah ini, secara
khusus pembacadiharapkan dapat:
- Menjelaskan tentang
Alam semesta dan Galaksi
- Menjelaskan teori-teori
pendukung terbentuknya Alam
semesta dan Galaksi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ALAM SEMESTA
1.
Pengertian Alam Semesta
Alam semesta atau jagad raya kata ini digunakan untuk menjelaskan
seluruh ruang waktu kontinu di mana kita berada, denganenergi dan materi yang dimilikinya pada pertengahan
pertama abad ke-20. Usaha untuk memahami pengertian
alam semesta dalam lingkup ini pada skala terbesar yang memungkinkan, ada pada kosmologi,
ilmu pengetahuan yang berkembang dari fisika danastronomi.
Pada
pertengahan terakhir abad ke-20, perkembangan kosmologi
berdasarkan pengamatan, juga disebut fisika kosmologi,
mengarahkan pada pembagian kata alam semesta ini, antara kosmologi pengamatan dan kosmologi teoretis;
yang (biasanya) para ahli menyatakan tidak ada harapan untuk mengamati
keseluruhan dari ruang waktu kontinu,
kemudian harapan ini dimunculkan, mencoba untuk menemukan spekulasi paling beralasan untuk model
keseluruhan dari ruang
waktu, mencoba mengatasi kesulitan dalam mengimajinasikan batasan empiris untuk spekulasi tersebut dan risiko
pengabaian menuju metafisika
Alam semesta menurut orang Babylonia (kurang lebih
sekitar tahun 700-600 SM) merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi
yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya yang di
dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotic, serta di dalamnya terjadi
segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia ataupun yang tidak. Sedangkan alam semesta,
pythagoras berpendapat bahwa bumi ini bulat dan berputar: karena berputar maka nampaknya seolah-olah alam berputar
mengelilingi bumi.
2.
Teori Terbentuknya
Alam Semesta
Pada jaman kerajaan Yunani orang
percaya bahwa bumi merupakan pusat dari alam semesta ini (egosentrisme). Namun,
berkat pengamatan dan pemikiran yang lebih tajam, pandangan itu berubah sejak
zaman abad pertengahan yang diperopoli oleh copernicus menjadi heliosentrik
yaitu mataharilah yang menjadi pusat beredarnya b bumi bersama planet-planet
lain. Pada model pertama telah disebutkan bahwa saat itu dianggap sebagai awal
dari abad perkembangan ilmu pengetahuan alam. Pengamatan selanjutnya
mengungkapkan bahwa matahari kita sebenarnya adalah salah satu dari pusat
bintang-bintang yang merupakan satu kabut gas pilar yang sangat besar,
dikelilingi oleh kelompok-kelompok bintang yang sangat dekat satu dengan yang
lain (cluster) dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pilar yang
lebih kecil dari pusatnya (nebule) dan tebaran ribuan bintang. Keseluruhannya
itu, termasuk matahari kita ini, disebut galaksi. galaksi
itu tidak hanya satu tetapi beribu-ribu jumlahnya. galaksi Dimana matahari kita berinduk diberi nama “Milk way” atau
“Bhima sakti” . apakah semua galaksi itu berpusat dari satu induk galaksi? beberapa teori mengungkapkan
sebagai berikut :
a. Teori Dentuman Atau Ledakan
Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya satu massa yang sangat besar
sekali dan mempunyai berat yang sangat besar, meledak dengan hebat karena
adanya reaksi inti. Massa itu kemudian berserak mengembang dengan sangat
cepatnya menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang
berserak itu berbentuk kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka terus bergerak menjauhi
titik pusatnya. Teori ini didukung oleh kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama.
b. Teori Ekspansi Dan Kontraksi
Teori ini berlandasan pemikiran bahwa ada sesuatu siklus dari alam semesta,
yaitu “masa ekspansi” dan “masa kontraksi”. Diduga bahwa siklus ini berlangsung
dalam waktu 30.000 juta tahun.
Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh
adanya tenaga yang bersumber dari reaksi ini hidrogen yang pada akhirnya akan
membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang
terbentuk meredup dan unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan mengeluarkan
tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
Kedua
teori ini mendukung satu kebenaran bahwa partikel yang ada pada zaman sekarang
ini berasal dari partikel yang ada pada zaman dahulu. Berdasarkan teori
ekspansi dan kontraksi maka sebenarnya alam semesta ini tidak berawal dan tidak
berakhir.
3.
Proses pembentuknya
alam semesta
Setelah terjadinya ledakan (big
Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta
dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api
inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi,
dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam
semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya
gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis.
Partikel-partikel dasar yaitu
elektron, photon, neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian
membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih
berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta terus mengembang dan
perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap ini, inti atom hidrogen, helium dan
litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya alam semesta mulai memasuki tahap
suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron yang bermuatan negatif
dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan helium yang
bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral.
Karena alam semesta terus
membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan suhunya juga semakin
mendingin.
Proses pengembangan alam semesta
terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang tinggi. Daya gravitasi mulai
mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk akibat Big Bang, sehingga menciptakangumpalan-gumpalan
awan gas. Saat gumpalan-gumpalan ini semakin memadat, inti gumpalan gas
tersebut juga bertambah padat berlipat-lipat dengan suhu yang juga terus
meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai bentuk awal sebuah bintang.
Saat semua kantong-kantong gas mengalami proses serupa maka kelompok bintang-bintang
muda ini membentuk menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi). Seluruh proses di
atas, dari Big Bang hingga terbentuknya planet, bintang serta galaksi
berlangsung dalam kurun waktu milyaran tahun.Seperti halnya proses pembentukan
bintang-bintang yang lain, bintang kita, yang kita kenal dengan nama Matahati
(sun) juga terbentuk dari gumpalan atau kantong awan gas. Gumpalan awan gas
yang berbentuk piringan yang sangat luas ini beterbangan berputar-putar. Bagian
tengahnya mulai padat dan memanas untuk kemudian menyala menjadi bintang
sementara materi sisa disekelilingnya saling bertumbukan, menyatu dan
menggumpal membentuk planet-planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi yang
merupakan bagian kecil dari material yang menggumpal ini menjadi planet ke
tiga. Dengan suhunya yang relatif lebih dingin, memungkinkan terbentuknya
atmosfer pendukung kehidupan.
Setelah big bang sampai 300.000
tahun kemudian, bentuk materi masih berupa gas. Dari gumpalan-gumpalan gas ini
selanjutnya bintang-bintang berukuran sangat besar mulai terbentuk tetapi hanya
berusia pendek karena kemudian meledak (supernova). Setelah meledak gas-gasnya
menggumpal lagi, menjadi padat, kemudian menyala dan terbentuk bintang-bintang
lagi yang berukuran lebih kecil,
meledak kembali, demikian terus
menerus untuk beberapa kali sampai akhirnya terbentuk materi-materi berat di
inti bintang-bintang yang meledak. Materi-materi padat inilah yang kemudian
membentuk benda-benda di alam semesta seperti yang sekarang ini seperti planet-planet
dll bahkan unsur-unsur pembentuk tubuh kita sebagian besar dari materi-materi
berat ini.
Jadi, materi-materi padat
dibentuk di dalam inti bintang melalui proses fusi nuklir (peleburan /
penyatuan materi nuklir) dan dimulai dari materi-materi ringan seperti hidrogen
dan helium. Sementara materi-materi yang lebih berat seperti karbon, oksigen,
nitrogen hingga besi dibentuk di dalam inti bintang karena memang suhu dan
tekanannya lebih memungkinkan. Materi-materi ini terlempar ke luar angkasa saat
bintang-bintang tersebut meledak.
5.
Evolusi Alam Semesta
Naluri manusia selalu ingin
mengetahui asal usul sesuatu, termasuk asal-usul alam semesta. Berbagai hasil
pengamatan dianalisis dengan dukungan teori-teori fisika untuk mengungkapkan
asal-usul alam semesta. Teori yang kini diyakini bukti-buktinya menyatakan
bahwa alam semesta ini bermula dari ledakan besar (Big Bang) sekitar 13,7
milyar tahun yang lalu. Semua materi dan energi yang kini ada di alam terkumpul
dalam satu titik tak berdimensi yang berkerapatan tak berhingga. Tetapi ini
jangan dibayangkan seolah olah titik itu berada di suatu tempat di alam yang
kita kenal sekarang ini. Yang benar, baik materi, energi, maupun ruang yang
ditempatinya seluruhnya bervolume amat kecil, hanya satu titik tak berdimensi.
Tidak ada suatu titik pun di alam semesta yang dapat
dianggap sebagai pusat ledakan. Dengan kata lain ledakan besar alam semesta
tidak seperti ledakan bom yang meledak dari satu titik ke segenap penjuru. Hal
ini karena pada hakekatnya seluruh alam turut serta dalam ledakan itu. Lebih tepatnya,
seluruh alam semesta mengembang tiba tiba secara serentak. Ketika itulah
mulainya terbentuk materi, ruang, dan waktu.
Materi alam semesta yang pertama
terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang dan galaksi generasi
pertama. Dari reaksi fusi nuklir di dalam bintang terbentuklah unsur-unsur
berat seperti karbon, oksigen, nitrogen, dan besi. Kandungan unsur-unsur berat
dalam komposisi materi bintang merupakan salah satu "akte" lahir
bintang. Bintang-bintang yang mengandung banyak unsur berat berarti bintang itu
"generasi muda" yang memanfaatkan materi-materi sisa ledakan
bintang-bintang tua. Materi pembentuk bumi pun diyakini berasal dari debu dan
gas antar bintang yang berasal dari ledakan bintang di masa lalu. Jadi, seisi
alam ini memang berasal dari satu kesatuan.
Bukti-bukti pengamatan
menunjukkan bahwa alam semesta mengembang. Spektrum galaksi galaksi yang jauh
sebagian besar menunjukkan bergeser ke arah merah yang dikenal sebagai red
shift (panjang gelombangnya bertambah karena alam mengembang). Ini merupakan
petunjuk bahwa galaksi galaksi itu saling menjauh. Sebenarnya yang terjadi
adalah pengembangan ruang. Galaksi galaksi itu (dalam ukuran alam semesta hanya
dianggap seperti partikel partikel) dapat dikatakan menempati kedudukan yang
tetap dalam ruang, dan ruang itu sendiri yang sedang berekspansi. Kita tidak
mengenal adanya ruang di luar alam ini. Oleh karenanya kita tidak bisa
menanyakan ada apa di luar semesta ini.
Secara sederhana, keadaan awal alam
semesta dan pengembangannya itu dapat diilustrasikan dengan pembuatan roti.
Materi pembentuk roti itu semula terkumpul dalam gumpalan kecil. Kemudian mulai
mengembang. Dengan kata lain "ruang" roti sedang mengembang. Butir
butir partikel di dalam roti itu (analog dengan galaksi di alam semesta) saling
menjauh sejalan dengan pengembangan roti itu (analog dengan alam).
Dalam ilustrasi tersebut, kita
berada di salah satu partikel di dalam roti itu. Di luar roti, kita tidak
mengenal adanya ruang lain, karena pengetahuan kita, yang berada di dalam roti
itu, terbatas hanya pada ruang roti itu sendiri. Demikian pulalah, kita tidak
mengenal alam fisik lain di luar dimensi "ruang waktu" yang kita
kenal.
Bukti lain adanya pengembangan
alam semesta di peroleh dari pengamatan radio astronomi. Radiasi yang terpancar
pada saat awal pembentukan itu masih berupa cahaya. Namun karena alam semesta
terus mengembang, panjang gelombang radiasi itu pun makin panjang, menjadi
gelombang radio. Kini radiasi awal itu dikenal sebagai radiasi latar belakang
kosmik (cosmic background radiation) yang dapat dideteksi dengan teleskop
radio.
B.
GALAKSI
- Pengertian Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem masif yang
terikat gaya gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya,
antara lain bintang
neutron dan lubang
hitam), gas dan debu medium antar bintang,
dan materi
gelap.. Kata galaksi berasal dari bahasa Yunani galaxia s(γαλαξίας), yang berarti "seperti susu," yang merujuk pada
galaksi Bima Sakti (bahasa
Inggris: Milky Way [jalan susu]). Galaksi yang ada
berkisar dari galaksi
katai dengan hanya sepuluh
juta bintanghingga galaksi raksasa
dengan seratus triliun bintang, yang semuanya mengorbit pada pusat
massa galaksi masing-masing. Matahari adalah salah satu bintang dalam
galaksi Bima Sakti; tata surya termasuk bumi dan semua benda yang
mengorbit Matahari.
Tiap galaksi memiliki
jumlah sistem
bintang dan gugus
bintang yang beragam,
demikian juga jenis awan
antarbintangnya. Di antara galaksi-galaksi ini tersebar medium antarbintang berupa gas, debu, dan sinar
kosmis. Lubang hitam supermasifterdapat di pusat
sebagian besar galaksi. Diperkirakan lubang hitam supermasif inilah penyebab
utama inti galaksi aktifyang
ditemukan pada sebagian galaksi. Galaksi Bima Sakti diketahui memiliki
setidaknya satu lubang hitam supermasif.
Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti
atau milky way. Kalau kita cermati agak aneh nama milky way
tersebut karena dari benda angkasa luar diumpamakan dengan susu. Namun dari
keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni bintang bertebaran di langit pada
malam hari seperti susu yang tercecer di langit. Galaksi kita berbentuk spiral,
dapat kita samakan dengan lingkaran obat nyamuk jika dilihat
dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari samping. Galaksi kita tidak
sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan ukurannya
yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar10 tahun cahaya dan
Tata Surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat
beberapa galaksi dengan mata telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh
para ilmuan yakni galaksi Andromeda, Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic
Kecil. Galaksi Andromeda lebih besar dari pada Milky way.
- Teori Terbentuknya Galaksi
Hipotesis (dugaan sementara) tentang terbentuknya galaksi, yaitu hipotesis Fowler (1957).
Menyurut
Fowler, 12 ribu juta tahun yang lalu galaksi
kita ini tidaklah seperti dalam keadaan sekarang ini. Ia masih berupa kabut gas
hidrogen yang sangat besar sekali yang berada diruang angkasa. Ia bergerak
perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya
beratnya maka ia mengadakan kontraksi. Massa bagian luar banyak yang
tertinggal: pada bagian berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar
terbentuklah bintang-bintang. Gumpalan kabut yang telah menjadi bintang itu pun
secara perlahan mengadakan kontraksi. Energi potensialnya mereka keluarkan
dalam bentuk sinar dan panas radiasi dan bintang-bintang itu pun makin turun
temperaturnya. Setelah berpuluh ribu juta tahun ia mempunyai bentuknya yang
boleh di katakan tetap seperti halnya matahari kita. Hipotesis itu diyakinkan
oleh satu observasi yang ditunjukan kepada
pusat galaksi di mana
selalu dilahirkan bintang baru baik
secara perlahan-lahan maupun secara eksplosif.
- Macam –Macam Galaksi
Dari hasil pengamatan selanjutnya, ternyata di alam semesta
terdapat beribu-ribu galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran yakni :
a. Galaksi Elips
Galaksi Elips merupakan galaksi yang sudah tua,
terbentuk dari bintang-bintang yang sudah tua, lebih redup dibandingkan tipe
spiral dengan banyak bintang merah besar, pambentukan bintang baru sudah
berhenti.
b. Galaksi Spiral
Galaksi Spiral berbentuk spiral amat besar dengan inti
di tengah (nukleus)dan lengan spiral dan cakram (disk). Pada lengan ini
terkonsentrasi debu dan gas (nebulae) dimana terdapat pembentukan bintang
aktif, bila dilihat dari samping, galaksi ini tampak seperti elips berlengan
dan dikelilingi atmosfer bercahaya, serta terdapat lingkaran-lingkaran kumpulan
beribu-ribu bintang yang disebut Globular Cluster. Jumlah galaksi ini kurang
lebih 80% dari galaksi yang ada. Salah satu contoh galaksi spiral adalah
galaksi Canes Venatici.
c. Galaksi Tak Beraturan
Galaksi Tak Beraturan terdiri dari bermiliar-miliar
bintang muda berwarna putih kebiruan dan bintang raksasa biru yang sangat
panas. Diantara bintang-bintang tersebut bertebaran gas dan debu luar angkasa.
Banyaknya galaksi berbentuk tak beraturan ialah 3%.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Alam Semesta menurut orang Babylonia merupakan suatu
ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan
bintang sebagai atapnya.
Menurut teori terbentuknya alam semesta ada
2 macam teori yaitu:
a) Teori
dentuman dan ledakan
b) Teori
ekspansi dan kontraksi
Galaksi adalah calon bintang atau kelompok
bintang yang jumlahnya ribuan juta dan terdapat di alam semesta.
Menurut fowler kira-kira 12.000 juta tahun
yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya rubuan tidaklah seperti
galaksi yang ada pada saat ini. Pada waktu galaksi masih merupakan kabut gas
hydrogen yang sangat besar, kabut gas hedrogen tersebut bergerak
berlahan-lahan dan berpitar pada porosnya,sehingga seolah-olah berbentuk bulat
karena gaya beratnya, kabut gas hydrogen mengadakan kontraksi sehingga bagian
luar dari kabut gas hydrogen tersebut banyak yang tertinggal,
Menurut macamnya galaksi dibedakan menjadi
3 macam yaitu :
-
Galaksi berbentuk spiral
-
Galaksi berbentuk Elips
- Galaksi
berbentuk tak beraturan.
B. Saran
- Hendaknya kita sebagai
manusia harus bisa menikmatidan menjaga sebaik-baiknya segala sesuatu yang
telah tercipta (alam semesta beserta isinya).
- Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita
pergunakan tidak terlepas dari koridor keilmuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Hendro
Darmodjo & Yeni Kaligis. Ilmu
Alamiah Dasar. Universitas terbuka. 1999
Ø http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-proses-terbentuknya-alam.html [21 Nopember 2016]
Ø http://uswahmasdion.blogspot.co.id/2014/05/makalah-teori-terbentuknya-galaksi-dan.html [21 Nopember 2016]
[21 Nopember 2016]
No comments:
Post a Comment